media belajar dan berbagi

28.11.12

Negara dengan Kecepatan Akses Internet Tertinggi 2012

Dari ebsotf.web.id:
Tahukah Anda??? Negara mana dengan kecepatan akses internet tertinggi di dunia??? Jika kita ingin tahu kecepatan akses internet tercepat di dunia saat ini, ternyata tidak perlu jauh-jauh melihat Amerika atau Eropa. Karena ternyata akses internet tercepat saat ini masih dipegang Asia, bahkan paling tidak ada 3 negara Asia dengan koneksi internet tercepat di dunia.

Berdasarkan penelitian dan laporan dari Akamai “State of the Internet” untuk pertengahan tahun 2012, Hongkong merupakan negara yang mempunyai koneksi internet maksimum (peak) tercepat, yaitu sekitar 49.2 Mbps ( ~6.15 MB/s mungkin setara dengan kecepatan rata-rata kita menulis data ke USB flashdisk atau untuk download video 700 MB bisa selesai kurang dari 2 menit). Disusul oleh Korea Selatan dan Jepang.

 
Hampir semua negara di dunia mengalami peningkatan kecepatan akses internet, rata-rata sekitar 44% dibanding tahun sebelumnya. Untuk kecepatan rata-rata akses internet di dunia, masih tetap dipegang oleh Korea Selatan dengan kecepatan 14.2 Mbps, baru kemudian diikuti oleh Jepang dan Hongkong.
 
Lalu bagaimana dengan kecepatan akses internet di Indonesia? Melihat laporan dari Akamai, untuk Indonesia, kecepatan maksimal yang terjadi pada pertengahan tahun 2012 adalah 8.3 Mbps (cukup lumayan). Tetapi untuk rata-rata kecepatan akses internet masih cukup jauh dari rata-rata kecepatan akses internet di dunia. Di Indonesia masih sekitar 770 kbps ( naik turun dari September 2007 sebesar 690 kbps).

Khusus untuk indonesia, sepertinya rata-rata 770 kbps jika dirinci akan lebih banyak yang masih jauh dibawah 256 kbps, terutama pengguna modem yang mungkin karena banyaknya pengguna tidak sebanding dengan infrastruktur yang tersedia, sehingga masing-masing pengguna internet masih jauh dibawah rata-rata. Terlihat bahwa kecepatan akses internet di Indonesia masih yang terbawah di antara negara-negara di Asia Tenggara, bahkan di Asia ataupun di Dunia.

Dari http://tekno.kompas.com/read/2012/10/21/19504152/Terendah.Se-Asia..Seberapa.Parah.Koneksi.Internet.di.Indonesia:
Menurut hasil penelitian kuartal II berjudul "2012 State of the Internet" dari Akamai, di Indonesia masih cukup banyak pengguna yang browsing dengan kecepatan internet sangat lambat. Tercatat masih ada sebanyak 13,8 persen pengguna di Indonesia yang mendapat koneksi internet dengan kecepatan maksimal atau di bawah 256 kbps, sedikit di atas standar GSM EDGE (up to 237 kbps). Bandingkan dengan negara tetangga kita, Singapura, yang hanya tinggal 0,2 persen, Malaysia 1 persen, dan Vietnam 7,4 persen.

Akamai juga mengungkap jumlah pengguna di Indonesia yang "beruntung" bisa menikmati akses internet broadband kecepatan tinggi. Ternyata jumlahnya tak sampai 1 persen dari total pengakses, tepatnya hanya 0,82 persen pengguna internet Indonesia yang dapat menikmati koneksi dengan kecepatan di atas 4 Mbps.

Akamai mendefinisikan "broadband" sebagai koneksi berkecepatan 4 Mbps atau lebih. Di atasnya ada ketegori "high broadband" dengan kecepatan 10 Mbps atau lebih. Jumlah pengguna di Indonesia yang bisa menikmati kecepatan setinggi itu lebih sedikit lagi, hanya 0,1 persen.




Di wilayah Asia Pasifik, adopsi broadband Indonesia adalah yang paling rendah, di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. Rata-rata kecepatan koneksi internet di Tanah Air yang dicatat oleh Akamai adalah 0,8 Mbit atau sekitar 100 KB per detik, yang juga terendah di Asia Pasifik.

Angka-angka itu bertolak belakang dengan Korea Selatan yang menempati posisi nomor satu di kawasan Asia Pasifik dalam hal adopsi broadband (84 persen di atas 4 Mbps) dan kecepatan akses (rata-rata 14,2 Mbps atau sekitar 1,7 MB per detik). Urutan kedua dan ketiga masing-masing dipegang oleh Jepang dan Hongkong.

Meski begitu, Indonesia mencatat pertumbuhan rata-rata kecepatan akses internet year over-year sebesar 20 persen atau terbesar kelima setelah China, Australia, Jepang, dan Hongkong. Adapun pertumbuhan kecepatan koneksi maksimal (peak) year-over-year di Tanah Air merupakan yang tertinggi dari semua negara di Asia Pasifik, yaitu meningkat 93 persen menjadi 8,4 Mbps di kuartal kedua 2012.

  

Dari http://palingseru.com/14528/penyebab-koneksi-internet-di-indonesia-paling-lambat:
Menanggapi data yang dikeluarkan Akamai, Pakar Telematika, Ruby Alamsyah berpendapat bahwa data yang dikeluarkan Akamai kurang obyektif karena hanya melihat dari presentase dari populasi pengguna internet di setiap negara. “Itu kan presentase dari keseluruhan pengguna internet, jelas saja Indonesia bila dari presentasi koneksi internet lebih rendah dengan negara lain karena jumlah penduduk Indonesia relatif cukup besar ketimbang Korea Selatan,”

Menurut Ruby, dengan jumlah penduduk Korea Selatan yang mencapai 48 juta jiwa dengan total penetrasi pengguna internet 40 juta lebih atau sekira 82,7 persen, maka pantas bila Negeri Gingseng menjadi negara yang memiliki presentase koneksi internet lebih cepat.

Sementara itu, Indonesia dengan total penduduk 237 juta jiwa lebih dengan penetrasi internet hanya 22,4 persen atau sekira 55 juta pengguna per Desember 2011, maka tak heran jika secara presentase kecepatan koneksi internet Indonesia sangat rendah ketimbang dengan negara lain yang memiliki jumlah penduduk lebih kecil.

“Pengguna internet di Tanah Air belum mencakup separuh dari total populasi pengguna, berbeda dengan negara lain yang lebih kecil populasinya seperti Korea Selatan dan Singapura, terlebih apabila dilihat dari penetrasi pengguna internet di negara itu,” terangnya.


Infrastruktur Tanah Air Belum Maksimal
Kurang maksimalnya sejumlah infrastruktur jaringan di Tanah Air sedikit-banyak berkontribusi terhadap kualitas jaringan Internet di Indonesia. Ruby pun menyoroti sejumlah infrastruktur seperti Fiber Optic (FO) yang masih idle (belum terpakai).

“Data yang dikeluarkan Akamai ada benarnya juga kalo soal speed. Namun yang harus digaris bawahi ialah banyaknya sejumlah infrastruktur internet di Indonesia yang belum dioptimalisasi dengan baik,” paparnya.

Misalnya, Ruby mencontohkan hanya daerah tertentu seperti Jakarta dan beberapa kota besar yang memiliki koneksi mumpuni, namun sayangnya di sejumlah lain seperti kota-kota kecil dan di pelosok yang belum terjangkau dengan internet.

“Infrastruktur telekomunikasi yang tidak terpakai harus dioptimalkan, kemudian sejumlah masalah dan isu terkait juga perlu dibenahi oleh pemerintah dan operator. Apabila program Universal Service Obligation (USO) di bidang telekomunikasi dan Palapa Ring rampung, maka konektivitas internet Indonesia dapat diandalakan dan penetrasi pengguna juga akan meningkat,” katanya Optimis.

Untuk diketahui, USO merupakan program di bidang telekomunikasi yang dikampanyekan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk wilayah-wilayah di Tanah Air yang belum terjangkau dengan teknologi informasi. Dalam praktiknya, Kominfo menggelar sejumlah program USO meliputi, Desa Berdering (menyediakan jaringan telefon), Desa PintarOkezon menyediakan jaringan internet), dan Radio Komunitas. Program USO dijalankan pemerintah guna mencapai masyarakat berbasis informasi pada 2025. Untuk program hingga 2014 adalah menjangkau layanan dasar di hampir tiga puluh empat ribu desa.

Sementara itu, Palapa Ring ialah proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di penjuru Tanah Air dengan total panjang kabel laut mencapai mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.

Serat optik sendiri meruapakan saluran informasya yang terbuat dari material kaca atau plastik, di mana saluran tersebut digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi, sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.


Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan internet di indonesia dipengaruhi oleh:
  • Pengguna yang selalu bertambah dari tahun ke tahun (jumlah penduduk yang menggunakan internet sangat banyak tidak sebanding dengan kecepatan perbaikan dan penambahan infrastruktur)
  •  Infrastruktur di Tanah air belum optimal
  • Wilayah Tanah Air yang sangat luas, berpulau-pulau serta kondisi geografis yang sangat beragam
Mungkin kita masih bermimpi untuk menjadi yang tercepat di dunia, tetapi harapan selalu ada semoga internet di Indonesia kedepan akan semakin cepat dan lebih murah sehingga bisa bersaing dengan negara-negara di dunia.
Share:

0 comments:

Post a Comment